Buyer Perception value adalah perbedaan / evaluasi calon pelanggan tentang manfaat dan biaya satu produk bila dibandingkan dengan yang lain. Nilai juga dapat dinyatakan sebagai hubungan langsung antara manfaat yang dirasakan dan biaya yang dirasakan: Nilai = Manfaat / Biaya. Total customer value dan total customer cost adalah istilah yang penting bagi bisnis di industri yang berorientasi penjualan. Membangun nilai bagi pelanggan dapat memberikan dampak bagi bisnis serta memberikan lebih banyak kontrol atas penetapan harga. Kberhasilan dalam menciptakan nilai bagi pelanggan juga dapat membantu perusahaan mendatangkan keuntungan yang lebih tinggi dalam jangka panjang atau berkelanjutan. Total Nilai Pelanggan (Total Customer Value) adalah selisih antara evaluasi calon pelanggan atas semua manfaat serta semua biaya tawaran tertentu dan alternatif-alternatif lain yang dipikirkan. Menurut Kotler customer value menyangkut manfaat dan pengorbanan, di mana pelanggan akan membandingkan perolehan dari manfaat dan pengorbanan yang dilakukan. Apabila manfaat yang dirasakan lebih besar dari pengorbanan maka kemungkinan besar ia akan memilih nilai yang ditawarkanan tersebut, sebaliknya apabila manfaat yang dirasakan lebih rendah dari pengorbanan nya maka pelanggan tersebut akan meninggalkan tawaran perusahaan. Terdapat empat cara yang tepat bagi perusahaan untuk menetapkan produk atau jasa  yang mendasarkan pada 4 (empat) value yang menjadi dasar penilaian pelanggan yaitu : product value, service value, personal value dan image value.   Product Value adalah manfaat yang ditetapkan oleh penyedia produk kepada pelanggan.. Dari value produk yang ditawarkan, maka customer akan membandingkan antara apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka dapatkan dari tawarkan nilai produk tersebut. Sehingga product value akan berkaitan dengan seberapa jauh suatu produk memiliki manfaat yang diperoleh/dirasakan oleh pelanggan pada saat menggunakan produk untuk memenuhi kebutuhannya. Service Value adalah manfaat jasa/layanan yang ditetapkan penyedia jasa kepada pelanggan. Konsumen akan melakukan perbandingan dari nilai service yang ditawarkan dengan nilai service yang mereka harapkan untuk memenuhi kebutuhan atau solusi ketika menggunakan jasa/membeli layanan. Personal Value adalah nilai atau manfaat yang ditetapkan oleh penyedia layanan kepada pelanggan. Seperti value-value sebeliumnya konsumen akan melakukan penilaian atau membadingkan apa yang mereka inginkan dengan apa yang mereka dapatkan dari layanan personal dari penyedia jasa. Demikian juga dengan Image Value adalah pelanggan akan memiliki ketetapan yang independent terhadap image produk yang akan mereka konsumsi atau jasa yang akan mereka gunakan yang ditawarkanoleh penyedia produk/layanan. Image value  akan berkaitan dengan emosional maupun prestice seseorang, sehingga dalam banyak kasus, konsumen akan membeli produk atau layanan yang memili citra produk yang baik, apakah itu merk atau seberapa jauh familiarity produk mampu menggoda konsumen. Persepsi nilai pelanggan ( Buyer perception of value) pada plot kedua adalah total customer cost. Total biaya pelanggan adalah paket total atau biaya-biaya yang diharapkan pelanggan untuk membayar dalam meneliti (:mencari informasi), membeli, memperoleh, dan memelihara produk atau layanan tertentu. Sebuah bisnis yang mempertimbangkan biaya pembelian konsumen, menentukan total biaya pelanggan memiliki kontrol yang lebih baik atas penjualan daripada perusahaan yang mengabaikan total biaya. Misalnya, perusahaan pisau cukur dapat menetapkan harga perkenalan rendah untuk produknya guna mendorong lebih banyak pelanggan untuk membeli, tetapi disisi lain mengenakan harga yang lebih tinggi untuk pisau penggantinya. Sebaliknya, bisnis yang mengenakan harga perkenalan tinggi dan menetapkan  harga tinggi pula untuk komponen pengganti/sparepart, mereka mungkin akan mengalamai kehilangan pelanggan karena konsumen tidak ingin membayar biaya total yang meningkat ketika ada alternatif yang lebih murah. Total customer cost akan menitikberatkan pada 4 (empat) aspek cost yang diperspsikan pelanggan yaitu, monetary cost, time cost, energy cost dan physhic cost. Monetary cost adalah biaya yang dikeluarkan pelanggan untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. Monetary cost cenderung bersifat eksplisit atau jelas seberapa besar uang dikeluarkan untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. Time cost adalah waktu yang dihabiskan oleh pelanggan dalam seluruh aspek proses penyerahan jasa. BIaya waktu merupakan biaya implicit / tak terlihat, tetapi seorang pelanggan akan memperhitungan waktu untuk mendapatkan produk layanan, hal ini juga dipahami sebagai biaya opportunity cost. Mayoritas pelanggan akan merasa “rugi” ketika mereka menunggu lama dalam proses penyampaian jasa, apakah itu antri atau penanganan jasa yang lama dilakukan oleh penyedia jasa, tentu pelanggan akan memilih yang cepat dan akurat. Energy cost menggambarkan konsekuensi yang tidak diinginkan pelanggan berkaitan dengan tubuh (misal kelelahan) yang terjadi selama proses distribusi/penyampian jasa berlangsung. Sedangkan Phychological cost adalah keadaan mental atau emosi yang tidak diinginkan yang dialami oleh pelanggan sebagai akibat dari proses penyerahan jasa Perlu diingat bahwa custmoer adalah pihak yang independent terhadap apa yang dia inginkan, pertimbangkan atau eksekusi terhadap pembelian. Mereka akan memiliki persepsi apa yang dia inginkan atau harapkan atas suatu porduk /jasa yang dikonsumsi. Jika apa yang dirasakan oleh customer melampaui apa yang diharapkan maka, penyedia jasa/produk telah berhasil mangakuisisi pelanggan, dan begitu pula sebaliknya pemasara akan kehilangan calon pelanggan atau pelanggan yang sudah ada jika tidak mampu memberikan layanan yang sesuai dengan yang diharapkan oleh pelangghan, baik secara totalitas maupun secara parsial.